
1. Fisik
- Lemas atau kelelahan – Terutama jika dilakukan terlalu sering tanpa istirahat.
- Iritasi pada alat kelamin – Akibat gesekan atau kurangnya pelumasan.
- Gangguan tidur – Jika dilakukan larut malam terus-menerus.
- Penurunan sensitivitas – Jika terlalu sering, bisa membuat tubuh “terbiasa” dengan stimulasi tertentu.
2. Psikologis
- Rasa bersalah berlebihan – Terutama karena norma budaya atau agama.
- Kecanduan – Jika onani menjadi pelarian dari stres atau emosi negatif dan sulit dikendalikan.
- Gangguan hubungan sosial atau seksual – Kalau lebih memilih masturbasi daripada hubungan nyata.
3. Produktivitas & Kehidupan Sehari-hari
- Mengganggu konsentrasi, waktu belajar/kerja, atau aktivitas sosial jika jadi kebiasaan kompulsif.
- Bisa menimbulkan isolasi atau penarikan diri dari lingkungan.
✅ Kapan Onani Masih Normal?
- Jika tidak menyebabkan rasa bersalah berlebihan.
- Tidak mengganggu aktivitas harian atau hubungan dengan orang lain.
- Tidak membuat tubuh kelelahan secara kronis.
🚩 Kapan Harus Waspada?
Jika kamu merasa:
Mengalami luka atau nyeri berulang akibat masturbasi.
Tidak bisa berhenti meskipun ingin.
Onani mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, atau sekolah.
Mulai merasa kehilangan minat pada hubungan nyata.