
Kota Semarang – Di tengah maraknya ojek online dan transportasi modern lainnya, keberadaan tukang becak masih menjadi bagian penting dari denyut kehidupan kota. Salah satunya adalah Pak Suroto (58), seorang tukang becak yang sudah lebih dari 30 tahun mencari nafkah dengan mengayuh becaknya di kawasan Pasar Johar, Semarang.
Meski pendapatannya tidak menentu, Pak Suroto tetap setia dengan pekerjaannya. “Sekarang penumpang berkurang, kebanyakan orang naik ojek online. Tapi masih ada yang pakai becak, terutama ibu-ibu belanja di pasar,” ujarnya sambil mengelap keringat di bawah teriknya matahari.
Menurut data dari Dinas Perhubungan setempat, jumlah tukang becak memang menurun drastis dalam sepuluh tahun terakhir. Namun, beberapa wilayah kota masih mempertahankan keberadaan mereka karena dinilai ramah lingkungan dan bisa menjangkau gang-gang sempit yang sulit dilalui kendaraan bermotor.
Sejumlah penumpang mengaku tetap memilih becak karena nyaman dan aman, terutama untuk jarak dekat. “Kalau bawa banyak belanjaan, enakan naik becak. Bisa langsung turun di depan rumah,” kata Siti, warga sekitar pasar.
Meski menghadapi tantangan besar, para tukang becak berharap masih ada ruang bagi mereka untuk tetap mengayuh roda kehidupan di tengah perubahan zaman