Jakarta, 13 Oktober 2025 – Di tengah banyaknya cerita negatif tentang hubungan anak tiri dan orang tua tiri, kisah inspiratif datang dari seorang remaja bernama Raka (15) asal Depok, Jawa Barat. Meski bukan anak kandung, Raka berhasil menunjukkan bahwa kasih sayang dan ketulusan dapat tumbuh tanpa batas darah.
Sejak usia 8 tahun, Raka diasuh oleh ayah tirinya, Dimas (38), setelah ibunya menikah kembali. Awalnya, hubungan mereka sempat canggung. Namun dengan kesabaran dan perhatian yang tulus, Dimas perlahan berhasil mengambil hati Raka.
“Awalnya saya pikir dia tidak akan bisa jadi ayah seperti ayah kandung saya dulu. Tapi ternyata dia selalu ada waktu buat saya, selalu mendukung apa pun yang saya lakukan,” ujar Raka saat ditemui di sekolahnya.
Kini, Raka dikenal sebagai siswa berprestasi dan aktif di kegiatan sosial sekolah. Dimas pun mengaku bangga bisa menjadi bagian dari kehidupan anak tirinya. “Saya tidak pernah merasa dia anak tiri. Saya anggap dia anak saya sendiri,” katanya dengan senyum haru.
Kisah mereka menjadi bukti bahwa keluarga tidak selalu ditentukan oleh hubungan darah, tetapi oleh cinta dan keikhlasan untuk saling menerima.
Psikolog keluarga, Dr. Mira Andayani, menilai bahwa hubungan harmonis antara anak dan orang tua tiri bisa terjalin jika ada komunikasi terbuka dan saling menghargai. “Yang paling penting adalah membangun rasa aman dan kepercayaan. Anak tiri pun berhak mendapatkan kasih sayang yang penuh,” ujarnya.